Selamat Datang

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA "MEJUAH-JUAH KITA KERINA,NANDE-BAPA',TURANG IMPAL,RAS SENINA"

kursor

Kamis, 13 Desember 2012

LYRIC LAGU KARO ; PERMEN NANDE-EGY SURANTA GINTING


PERMEN NANDE


Kutatap cirem manisndu e
Menahang nahe berkat encari e
Kuidah berjut ayondu e
Urak sada wari nd ginting, umurku e
Ula min kam rate ate
Labo kerina bagi sisura e
Sikap saja kam erdakan e
Sangap encari nde iting,mama nanginndu e
Nd iting ula baba rampusndu e
Gia melawen mulih encari e
Bage kin nge lebe ndarami beras segantang e
Ula nembeh nde iting gejapken kuakap latih e
Nd iting kukelengi
Cemburundu e nambah bagesna  kekelengenku e
Labo ateku ndele gia kam bage
Ciremndu e nd iting tambarlatihku jine
Entebu macem nanam tape
I juma toling kusuan page
Kuja pe mama nanginndu e
Labo sambar ukurku,kam nge ngenca nd iting permen nande..:*

Senin, 26 November 2012

KULINER EKSTREM TANEH KARO

KULINER EKSTREM TANEH KARO

Dengan kemajemukan penduduknya, Indonesia sejak dulu dikenal mempunyai mempunyai pusaka kuliner yang beranekaragam. Berbagai jenis masakan ada mulai dari yang lazim dimakan maupun  yang dianggap ekstrem. Ekstrem jika masakan tersebut memakai bahan yang jarang dipakai oleh masyarakat pada umumnya. Namun, makanan yang dianggap aneh oleh suatu masyarakat sering dianggap biasa oleh masyarakat yang terbiasa memakannya. Seperti ibu-ibu di Jawa yang biasa memakai tempe busuk sebagai campuran sambal tumpang. Di Tuban Jawa Timur, masyarakat memakan tanah liat panggang sebagai penganan. Sedangkan di Palembang, buah durian dibusukkan menjadi tempoyak. Makanan ekstrem juga dapat kita temui di Sumatera Utara. Di antaranya adalah kidu dan pagit-pagit yang biasa dikonsumsi etnis Batak Karo yang banyak tinggal di dataran tinggi Karo.
Kidu adalah makanan yang terbuat dari larva ulat pohon enau  (aren) yang tumbang dan membusuk beberapa minggu. Ulat enau sendiri berwarna putih, gemuk dan berukuran sebesar jempol kaki orang dewasa.
Description: A description...
Orang Karo memasak ulat ini dengan cara mengolahnya dengan bumbu-bumbu khas Karo seperti andaliman dan kecombrang (disebut kincung di Medan). Biasanya kidu dimasak dengan bumbu arsik (gulai bumbu kuning khas Batak). Ulat setelah dibersihkan digoreng sebentar agar bagian luarnya renyah, tetapi tidak sampai pecah agar cairan di dalamnya masih utuh kemudian dimasukkan dalam gulai arsik.
Bagaimana rasanya? Bagian luarnya renyah karena telah digoreng terlebih dahulu. Bagian dalamnya “pecah” ketika digigit dengan rasa yang mirip santan, lumer begitu masuk di dalam mulut. Bagian mata ulat bahkan menimbulkan sensasi “kres” yang kemudian mengucurkan cairan kental yang gurih.
Meski sebagian orang menganggap makanan ini menjijikkan, tetapi makanan ini memiliki sumber protein yang tinggi. Kidu juga memiliki khasiat untuk meningkatkan vitalitas. Menurut sejarah, dulu para raja-raja di Karo sangat menyukai kidu. Sekarang ini sulit mencari kidu karena sudah sangat jarang orang yang menyajikan masakan ini karena jarang sekali ditemukan pohon enau yang tumbang, kecuali jika sengaja ditebang.
Sebagai informasi, kidu tidak sama dengan kidu-kidu. Kidu terbuat dari ulat, sedangkan kidu-kidu adalah makanan nonhalal semacam sosis yang terbuat dari daging babi. Jadi kalau Anda ingin mencicipi sensasi makan kidu, jangan salah sebut.
Kuliner lainnya adalah Pagit-pagit atau terites, merupakan makanan khas Karo yang biasa disajikan saat pesta besar. Terites terdiri dari berbagai jenis sayuran dan berisi jeroan atau bagian dalam sapi, kerbau, atau kambing. Rasanya yang legit membuat kuliner yang satu ini memiliki banyak penggemar. Terites sering juga disebut soto Karo, karena penyajian dan penampilannya yang hampir sama soto yang umum kita kenal. Namun satu hal yang membedakan adalah kuahnya. Kalau soto pada umumnya memakai kuah bening atau kuah santan, terites memakai kaldu yang diambil dari SARI rumput yang ada pada lambung pertama sapi.
Ups..Anda jangan salah paham. Rumput ini belum menjadi kotoran karena rumput ini diambil dari lambung, bukan usus besar. Rumput ini masih segar karena ketika kerbau atau sapi memakan rumput maka rumput yang baru dimamah di mulut akan ditelan dan dimasukan kedalam lambung (perut besar) kemudian akan dimamah kembali baru rumput tersebut akan dimasukan ke lambung. Nah di lambung itulah SARI rumput tersebut diambil.
Ekstrak yang berbentuk seperti rumput lalu diperas untuk diambil sarinya. Kemudian dimasak dengan babat, kikil, kaki kambing, atau kepala kamping/sapi selama kurang lebih tiga jam. Untuk memasak pagit-pagit diperlukan keterampilan khusus karena tidak jarang jika dimasak oleh yang bukan ahlinya masih terasa berbau amis.
Description: A description...
Aroma khas yang dihasilkan oleh rumput hasil fermentasi lambung memberi cita rasa tersendiri. Memang kalau dilihat dari warna kaldu dan aroma nya membuat orang akan enggan memakannya. Tapi kebanyakan orang yang telah mencoba pasti ketagihan dan ingin memakan yang satu ini. Selain itu kandungan tanin pada terites berkhasiat mengobati penyakit maag.
Bagaimana dengan Anda. Berani mencoba?. Makanan ini termasuk makanan yang unik dan langka jadi untuk mendapatkannya Anda hanya dapat menjumpainya di rumah makan khas Karo.
Masih Banyak Lagi Kuliner Khas Karo  yang akan disajikan pada kegiatan Festival Budaya Nusantara yang akan diselenggarakan di Lapangan A Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tanggal 1 April 2012. Untuk itu jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas Karo tersebut. Nikmati kulinernya, lestarikan budayanya.Festival Budaya Nusantara 2012, Cintai Budayaku, Sekarang dan selamanya!”
 sumber : http://kulinologi.biz

TERPUK RAS ORAT NGGELUH KALAK KARO (PEMBAGIAN DAN PRINSIP HIDUP ADAT KARO)

TERPUK RAS ORAT NGGELUH KALAK KARO

Situhuna lenga bo jelas bas ise nari nge mbagi-mbagisa terpok/wilayah orat nggeluh kita kalak Karo entah bas perjabun, majekken mengket rumah adat mbaru, acara kepaten, ras sidebanna ibas kegeluhen kita kalak Karo nai nari.
Tapi si memang nyata, emkap makana kenca daerah- daerah kita Karo sibage belangna i kunduli jajahan Belanda, maka daerah Karo ibagi bagi ibas administrasi pemerintahan siberlainen. mungkin maksudna gelah perukuren kalak Karo ula ersada, nginget belanda bas abad XIX ras permulaan abad XX, kalak Karo terus menerus memerangi posisi bnelanda ras tuan – tuan kebun.Ternyata tujuan Belanda enda lit lit ulihna , sebab usur kakin sapih- sapih kita lanai siangkaaen , ijjendam masuk jarum perpecahen Belanda . Tapi untung kang kalakm Karo dungna ngerti politik busuk Belanda enda , emakana dungna kalak Karo dungna enggo reh ukurna muluihi persada ukur .
Jadi sini kataken kalak 7 (Tujuh) terpok orat nggeluh kalak Karo, ija enda pe relatif ras samar emkap ken :
Terpok/Wilayah Karo Timur, termasuk ije kecamaten- kecamaten:
Lubuk Pakam
Bangun Purba
Galang Gunung Meriah (termasuk Kabupaten Deli Serdang)
kecamaten Dolok Silauras
kecamaten Silima Kuta (Simalungun).
Terpok / Wilayah Karo Dusun, termasuk ije kecamatan-kecamatan :
Biru-Biru
Tanjongmorawa
Hamparan Perak
STM Hilir
STM Hulu
Kutambaru
Sunggal
Pancurbatu
Sibolangit
Namborambe
Terpok/ Wilayah Karo Langkat :
Bahorok
Batangsarangan
Salapian
Stabat
Binjai
Selesai
Lau (Sungai) Bingai
Kuwala.
Terpok/Wilayah Karo Baluren.Termasuk bas kecamaten-kecamaten:
Tanah Pinem
Tigalingga
Terpok/Wilayah Karo teruh Deleng, termasuk ije ibas kecamaten-kecamaten:
Payung
Simpang Empat
Kutabukuh
Mardingding
Terpok/Wilayah Karo Singalor Lau , termasuk ije kecamaten-kecamaten:
Juhar
Tigabinanga
Munte
Terpok/Wilayah Karo Kenjulu, termasuk ije kecamaten- kecamatan:
Berastagi
Kabanjahe
Tigapanah
Barusjahe (ras Merek Sekelewetna)
Bageme gelah enggo sieteh kerina sebagai kata persinget ngenda ngenca, lang kampe kuakap itehndu nge kerna sibage rupana, ulanai kita sikengen kerna adat nggeluh kita kalak Karo berbeda beda cara pengodakken ras pengolekenca, saja ngenca i ntinjau balinge ia, saja lit perbedaen ngelaksanakenca sitik-sitik, gia ningen banci jadi perjengilen, sebab lit istilah bas Adat nggeluh mbar berita emekapken: “Gelarna nge teku lang nina (e mberet kal e adina la i ikuti katana e)”.
Ekap makana nikatakan bas cakap adat: “Uga litna bage i baba”, “Uga adatna bage ni dalanken “. Misalna adina lit sekalak anak perana ia nggeluh ibas Terpok Wilayah Karo Kenjulu atena ngempoi diberu terpok/wilayah Karo Timur, maka sue ras adat nggeluh mehamat erkalimbubu kerjana e ibahan ngikuti bagi siniaturken Adat nggeluh Terpok Karo Timur kai nina ipesikap, labo banci ipaksaken bagi adat kegeluhen Karo Kenjulu asal kutana e. ( Ngajarsa Sinuraya)
cataten : terpok bali ertina ras kata terpuk.
sumber : www.karo.or.id

Jumat, 26 Oktober 2012

JENIS-JENIS TAMBAR,JENIS JENIS OBAT-OBATAN TRADISIONAL KARO (OBAT TRADISIONAL) KARO

TAMBAR (OBAT TRADISIONAL) KARO

Masyarakat Karo sejak dulu telah mengenal obat-obat tradisional yang beragam, ini menunjukkan bahwa masyarakat Karo mengenal beberapa jenis penyakit dan juga cara-cara mengobatinya.
Sesuai dengan jenis kelamin anggota masyarakat dan juga tingkatan usia, maka obat-obat ini dapat dibagi atas:
1. Tambar danak-danak “obat anak-anak”
2. Tambar pernanden “obat kaum ibu”
3. Tambar perbapan “obat kaum bapak”
4. Tambar sinterem “obat orang banyak”
Akan kita paparkan beberapa jenis obat tradisional Karo, setidak-tidaknya menambah wawasan bahwa masyarakat Karo sejak zaman dulu sudah mengenal obat-obatan.
1. Tambar danak-danak
dibawah ini akan dijelaskan beberapa obat untuk anak-anak, dan dapat juga dipergunakan bagi orang dewasa.
a. Tambar kudil/ obat kudis (scabiies)
Pulungenna (ramuannya):
Bulung ruku-ruku (daun ruku-ruku)
Bulung mbako (daun tembako)
Buah jerango (buah jerangau)
Buruh (batu apung)
Bulung bedi (daun bedi)
Minak (minyak kelapa)
Enda me karina igiling, icampur, janah e me isapuken kempak kudil e alu mbulu manuk (ini semua digiling, dicampur, dan dioleskan pada kudisnya dengan bulu ayam)
b. Penguras reme/ obat cacar (pokken)
Pulungenna (ramuannya):
Bunga kiung (kembang tiung)
Bunga cimen (kembang timun)
Bunga tabu (kembang labu air)
Bunga gundur (kembang kundur)
Bunga beras-beras (kembang silaguri)
Bunga pilulut (kembang pulut-pulut)
Bunga pijer keeling (kembang pijer keling)
Bunga sapa (kembang garingging)
Bunga baho-saho (kembang buah-buah)
Bunga beras (kembang beras)
Bunga jamber (kembang labu makan)
Ireme ibas lau meciho, launa e me iinem (direndam dalam air bersih, airnya itu diminum)
c. Tambar besar (obat sembab)
pulungenna (ramuannya) :
bulung sisik naga (daun sisik naga)
bulung sigerbang (daun sigerbang)
bening (beras hancur)
batang pisang rukruk (pohon pisang abu)
belo penurungi (sirih lengkap)
karina enda itutu tah pe igiling meluma-melumat, janah e me isapuken i bas si besar e (semuanya ditumbuk atau digiling halus-halus, dan dioleskan pada tempat yang sembab/ bengkak tersebut)
d. Tambar tabun (obat epilepsi)
pulungenna (ramuannya) :
bulung gundera (daun bawang panjang)
bulung terbangun (daun terbangun)
bulung serei (daun serai)
bulung pupuk mula jadi (daun pupuk mula jadi)
bulung kelawas (daun lengkuas)
sira (garam)
lada (merica)
sipesir (rumput tahi babi)
igiling, ipecek, launa iinem (digiling, diperas, airnya diminum)
e. Tambar gembung (obat kembung perut)
pulungenna (ramuannya) :
bulung pegaga (daun pegaga)
belo penurungi (sirih sekapur lengkap)
bulung bahing (daun jahe)
bulung lasuna (daun bawang putih)
bulung kelempoan (daun kelampayan)
igiling, itama ibas perca-perca janah idampelken ibas beltek si gembung e (digiling, dibungkus dalam kain lalu ditempelkan pada perut yang kembung itu.
f. Tambar pemantan (obat diare)
pulungenna (ramuannya) :
buah gundera (bawang panjang)
tinaruh manuk (telur ayam)
kulit cingkam (kulit cingkam)
sira (garam)
acem (asam)
igiling, ipecek janah launya iinem (digiling, diperas lalu airnya diminum).
untuk obat anak-anak sekian dulu yg bisa dibagi sebenarnya masih banyak tp yang paling sering digunakan saja yg dishare..
2. Tambar pernanden
a. Tambar la mupus (obat supaya sang ibu subur dan melahirkan)
pulungenna (ramuannya) :
bulung silebur pinggan (daun silebur pinggan)
bulung sirampas bide (daun sirampas bide)
bulung acem-acem (daun asam puyu)
daun-daun ini digiling lalu campurannya di taruh dalam kain-kain, kemudian di simpan di bawah celana dalamnya.
b. Tambar la erlau cucu (obat membuat susu ibu berair)
pulungenna (ramuannya) :
bunga tepu kerbo (bunga mombang kerbau)
direndam dalam air jernih, lalu airnya diminum. Setelah beberapa hari maka si ibu akan memiliki banyak susu.
c. Tambar ngerawis (obat memperlancar kelahiran)
pulungenna (ramuannya) :
bunga gadung belin (bunga ubi si arang)
bunga rudang gara (bunga kembang sepatu)
bunga-bunga ini dicincang, ditaruh di dalam air bersih lalu airnya diminum oleh si ibu yang mau melahirkan.
d. Tambar barut (obat gondok)
ambil buih air yang melekat di batu, dicampur dengan sedikit air lalu diminum
3. Tambar perbapan (kaum lelaki)
dari bang suryacakra
a. Tambar karang (obat sakit kencing (gonorzhoe))
pulungenna (ramuannya) :
buah kenas tasak (buah nenas masak) < ini bukan sembarang nenas
gula batu
jeira buganna
nenas dikupas trs dipotong persegi sekitar 1 inci perpotong trs gula batu ditabur dinenas … bersama dgn jeira nya di tumbuk terus diembunkan semalam … tata cara makannya juga ada..
dari bang suryacakra
b. Tambar jalang jahe (obat sipilis)
pulungenna (ramuannya) :
buah lobak (buah lobak)
gula batu
jeira jantan
lobak dipotong potong persegi … tabur gula batu taruh jeira nya trus campur dgn air hangat .. secukupnya .. trs diembunkan semalam … tata cara minum nya juga ada
c. Tambar kurap/pano (obat kurap/panu)
pulungenna (ramuannya) :
bulung alinggang (daun galinggang)
kapur (kapur)
keduanya digiling, diperas. kemudian airnya dioleskan ke panu/kurap lalu ampasnya dimakan.
4. tambar sinterem (obat orang banyak)
a. Tambar arun/magin(obat malaria)
pulungenna (ramuannya) :
buah kuning gajah ()
buah jerango (buah jerangau)
buah rimo mungkur (buah jeruk purut)
sira (garam)
lada (merica)
acem (asam)
ramuan ini digiling atau ditumbuk lalu diperas airnya untuk diminum.
b. Tambar penyampi (obat sakit perut)
pulungenna (ramuannya) :
bulung rih (daun lalang muda)
ditumbuk dan tempelkan pada perut.
atau
ageng (arang)
digiling dan tempelkan pada perut.
c. Tambar batuk (obat obat batuk)
pulungenna (ramuannya) :
bulung gundera (daun bawang panjang)
sira (garam)
lada (merica)
beras (beras)
kemiri (kemiri)
semuanya digiling, campur dengan air lalu diminum.
d. Tambar rangsang (obat memar)
pulungenna (ramuannya) :
bulung mbertik (daun pepaya)
dikunyah-kunyah lalu semburkan pada bagian yang sakit
e. Tambar luka (obat luka)
pulungenna (ramuannya) :
bulung solawan (daun salawan)
bulung sampun (daun rumput manis)
bulung sipil-sipil (daun sipil-sipil)
takaran banyaknya disamakan, dikunyah lalu letakkan pada luka tersebut. seandainya gak ada ketiganya, satu atau duapun sudah boleh dijadikan ramuannya
e. Tambar sela sibakut (obat disengat lele)
pada bekas disengatnya diisap agar keluar darahnya, sesudah itu dikencingi pada bekas sengat itu
sudah dipaparkan beberapa contoh ramuan obat2an Karo baik untuk anak, ibu, dan pria. tetapi pembagian tersebut tidak mutlak tergantung pada jenis2 penyakit yang dihadapi.. pada obat2 tertentu memang benar2 khusus untuk golongan tertentu misalnya khusus ibu2 atau khusus lelaki.
SUMBER ;  http://www.sinabungjaya.com/?p=3056

(CERITA TANAH KARO ; GANA GANA SARUNGGITGIT)

GANA GANA SARUNGGITGIT

Nai ope denga lit pasar dalin engkahe. Ngelegi sira, ikan dagangen entah kai denga sidebanna kerina i legi alu dalin erlanja. Jelma mbiar denga asum e man ingan simejin-mejin, ntah kerangen bagepe deleng mawen batu pe.
Adi Pa Ngatoi ibahanna sapona barung-barung i tepi dalan perlanja e, kelang-kelang deleng Barus ras deleng Sibayak. Ije ia ringan ras ndeharana. Man perlanja si erberngi i je, i berekenna kudin pinjamen man perdakanen. Janah i bereken perlanja e ka ikan entah pe sidebanna. Piah dungna alu dalin bage enggo bias kegeluhen Pa Ngatoi pagi rebi. Adi pecah kenca kudin, ntah kai akapna i bahan perlanja la sikap, minter i kilangna. Mbiar perlanja lanai i berekenna i je erberngi maka i tahankenna i kilangna.
Sekali paksa turah me ukur Pa Ngatoi ngoto-ngotoi perlanja alu pebiar-biarsa. Ibar-barina sada sarunggitgit dua estah gedangna. Bagi jelma ibahanna tempasna. Enca dung i tamakenna deher sapona, agakna keri setengah peisapen dekahna erdalin. Janah ibas sada wari, i buatna me manuk megara i gelehna, janah i buatna dareh buka-bukana, ate-atena, rak-rakna ras dalang-dalangna, je nari i sulangkenna man gana-gana e. Je nari i bas-bas me alu purih tonggal janeh nina : “Enda kbere ko au dareh buka-buka, ate-ate, rak-rak, ras dalang-dalang manuk megara, gelang engko man sembah-sembahen kalak si mentas, janah engko me jadi sirulahi man kalak simegombang arah dalin enda”.
Enca wari si e, lit kenca kalak mentas nina : “O silih, adi mentas arah e, ola kam lupa ertoto, encibalken isapndu. Sebab keramat si ah ndai banci nampati kam, adi mehamat jumpa rejeki kam, adi lang bancing kam i rulahina. Sikurangna kari mesui kal takalndu i bahanna”.
Erkiteken ingan gana-gana e pe bagi si mejin ka kin tuhu, enca i je nari melala me tuhu kalak ertoto ras ercibal ibas gana-gana e. “Ola kal aku bangger-bangger, adi runtung binagangku banci kubereken man bandu luahku nini …”
Sekali lit perlanja gutul. La ia nggit pecibal isapna sadape, Pa Ampuk gelarna. Enca ia lepus lit i begina sora “O Pa Ampuk, O Pa Ampuk, engkai makana engko megombang ibas inganku enda?” peltep-peltep sorana.
Enca seh i jahe minter mekelek bangger Pa Ampuk jenari mate. Mbar kel minter beritana kerna perpate Pa Ampuk. Emaka reh biarna jelma kubas gana-gana e . Ise pe lanai pang meliam janah megombang kubas ingan gana-gana e. Janah dalin sada e kel ngenca.
Pa Ngatoi karaben kenca lawes kugana-gana muati persembahen ras cibal-cibalen kalak perlanja, nguda denga kal ia si Mamang gelarna. Ia sung pecibal sung lang. Tapi sekal pe labo mesui takalna. Sekali muat engkahe, nina Pa Ngatoi “O Mamang .. engko ola ko denggo bagi perlanja Pa Ampuk. Petual-tualken ije, minter ampuk”
“Ue Pa,” nina si Mamang. Tapi enca seh bas gana-gana e, lawes ia kuteruh kayu ah. Ibuatina peldang melala. Je nari lit deba i bentingkenna deba itamana bas bulangna gelah mejin kal man tatapen. Ibas wari si e melala kal tuhu perlanja mentas pesawaen i gugung nari ras i jahe nari. Kerina ertoto ras ercibal ka i je. Seh kal biarna kerina man begu gana-gana e. Reh me tuhu Pa Ngatoi muati cibal-cibalen ras persembahen kalak perlanja. Wari si e mate-mate bulan. Kenca ben gelap kal ibas ingan gana-gana e. Asum tanna muati duit lit sora nina
“Ola buati, ajangku kap ena!” sora e mejin, galang janah peltep-peltep.
“Erbanko pe aku,” nina Pa Ngatoi.
“Ola buat,” nina ka sora e.
“Erbanko pe aku nge,” nina ka Pa Ngatoi, tapi enggo jergeh kal mbuluna janah mbelin talakna.
“Ola buat, kubunuh ko kari,” nina ka sora e.
“Sip ko,” nina Pa Ngatoi, tapi enggo seh kal biarna.
Rempet reh keramat e, mbur kel bulangna peldang janah kerina dagingna e peldagen. “Mate nge engko,” nina sorana peltep-peltep mejin.
Lompat Pa Ngatoi kiam belin ku sapona.
“Ha … ha … ha …!” nina sora tawa keramat e. Seh i sapona minter ampar Pa Ngatoi. Minter i suruh sekalak-sekalak perlanja ngelegi guru. Tapi langa denga kalak si berkat e erjingkang, enggo mate Pa Ngatoi. Bagem rawana keramat e. Kenca si e terberita ibas kuta-kuta deherken ingan Pa Ngatoi ras kerina perlanja si kae kolu maka Pa Ngatoi i ulahi gana-ganana. Janah i umpamaken kalak bagi gana-gana sarunggitgit, bekasna ngangana, ia ka mbiar”
Tapi si Mamang, i bunikenna tuhu-tuhu rusia enda. Ibuatina saja gel-gel persembahen kalak si mentas. Lanai pedah ia latih kahe kolu erlanja muat nakan. Janah enggo datsa kuan-kuan “Ola encidahken rusia, adi dat kalak rusianta nggeluh bene me kita.”
Ndehara Pa Ngatoi pe lawes ibas barung-barungna e nari, mulih ku kutana.
sumber : Tenah Budaya Karo , http://www.sinabungjaya.com/?p=76481

ISTILAH-ISTILAH DALAM ADAT KARO ; ANDING – ANDINGEN / KUAN – KUAN KALAK KARO

ANDING – ANDINGEN / KUAN – KUAN KALAK KARO


1.    Ula sempat Pajek Gara Api  =  E lanai lit jalan keluarna e si ugapane pe enggo siap
2.    Ajar bancina = La terpaksaken sura-sura uga reh bage dalanken
3.    Bagi Sinaka Buluh  =  Si arah teruh idedeh si arah datas i angkat
4.    Bagi si njujung batu, lalap mberat  =  Lalap lalit jorena
5.    Bagi pertedeh ampuk nandangi bulan  =  Lalap la jumpa-jumpa tah pe hampir                        mustahil jumpa
6.    Bagi mulahi biang kicat, dung sipulahi kita ikaratna  =  Ikataken man sekalak si la                  beluh ngataken bujur, enca sisampati ia labo katakenna bujur, tapi kita pe ibenekenna.
7.    Bagi gundur teruh papan  =  Keri-keri la litna gulen maka ia i gule.
8.    Bagi ndurung wari enggo ben  =  Kai dat em i baba lanai sempat milihi
9.    Bagi belo la ertangke, ikut bas kapiten, tading bas beligan  =  Ikataken man sekalak               jelma si kehadirenna jadi pelengkap penderita saja, kune perlu maka i dilo, tapi bas si           entabeh e, lanai ia ikut.
10.  Gerantang Acih  =  Ngataken jelma pergerantang, mehantu tempa, tapi situhuna ia               percikcik.
11.   Kelaling-kelaling bagi bunga abang-abang  =  Iandingken kempak jelma si lanai                      erturi-turin pergeluhna, lanai lit teman entah kade-kade sinampati.
12.   Keri-keri arang besi la tembe  =  Keri i modali la seh sura-sura
13.   Lain-lain babah nina babi  =  kerna nanam entabeh la seri man tiap jelma. Kai akap sesekalak entabeh, jelma si deban la ka mesegu.
14.    Menang bas babah, talu bas perukuren  =  Ikuanken ku kalak si la lit pemetehna, tapi ngerana la nggit talu, ia tempa si beluhna. Gelah menang bas cakap, rugi pe ia nggit.
15.    Ngkimbangi amak i babo lubang  =  kalak si mehuli kal tempa ukurna adi niidah perbahanenna, kepe atena meneken.
16.    Siagengen radu mbiring, sikuningen radu megersing  =  adi sician-cianen, sipecat-pecaten, pekepar rugi, pekepar mbau. Tapi adi siajar- ajaren, sisampat-sampaten, pekepar merim, pekepar menahang.
17.    Tarum ngayak-ngayak page erdangen itadingken page buron, piahna sada pe lanai rani  =
Ula salah ndalanken sura-sura
18.    Melas pe ningen api adi la icikep labo meseng  =  Piga-piga erbage kesusahen nggeluh, adi la ibahan sababna labo jumpa. Mesui gia ningen ibas tutupen, adi la ibahan dalin itutup, labo jelma itutup.
19.    Adi pajek gara api, kugapa pe rubatiGara api pajek adi si man tanggerenken la lit  =   Ertina, adi mesera kel baban nggeluh, nakan man pangan la lit, kutera pe labo i eteh mehuli.
20.    Ngutkut bagi api bas segalIkataken ku jelma si permenek, nggit ngerem-ngerem ukurna  =   Atena segat entah morah-morahna ibuni-bunikenna. Seh mawen-mawen dagingna kertang itindan-tindan ukurna.
21.    Keri-keri arang besi la tembe  =  Sibar ngasup enggo ikeriken, tapi sura-sura la seh. Umpama guna nekolahken anak, orang tua enggo tungtung kapur, lembu idayaken, sabah iputangken, tapi erkiteken anak la rate tutus, sekolahna la rasil.
22.    Aras jadi Namo  =  Kalak si mesera babanna nggeluh jadi kalak bayak. Kebalikenna : Namo jadi Aras. Biasa ka ipersada, : Aras jadi namo, namo jadi aras. Ipake ngandingken kumalih jaman. Kalak si musil jadi jore, si jore salih ku mesera.
23.    Ngasuhi anak arimo, jukut nakanna  =  Ikuanken ku jelma si la terasuhi perbahan seh royalna, la meteh mehuli.
24.    Bagi si ngasuhi anak arimo, la lit nakanna, kita irigepna  =  Iandingken ku jelma si mesera manjangisa, janah adi la ibere, kita ikurukna entah duit ta i tangkona.
25.    Bagi arimo natap tabe  =  Ningkalak, adi arimo ercurmin bas lau, megah akapna ngenehen rupana, seh lupa ndarami nakan. Ikuanken man jelma si labo entabeh babanna nggeluh, tapi la atena erdahin, perbahan jore akapna bana.
26.    Bagi arimo tua-tua  =  Arimo tua-tua, janahna erdalan pe lit nge rusur sorana bagi sora kalak jungut-jungut.
Ikataken man jelma si mejungut, enggo me ia sinik nuate, jungut-jungut denga kang.
27.    Bagi aringgeneng nandangi tongkap  =  Sorana nandangi tongkap, erdengung-dengung, sung megang sung lahang Iumpamaken kusora kalak si nurdam mejile.
28.    Bagi aringgeneng beru-beru, la neren  =  Iandingken ku jelma si la perpang, sitik pe kalak la mehangke. Biasa ikataken man anak perana, si la ibiari singuda-nguda sabap ngkuit pe la pang.
29.    Labo terbuat ate tungir asa pungga  =  Antusenna, pemindon si kutera pe ibahan la terdemi, pemindon si lang-lang. Umpamana danak-danak ngandung, ipindona gelah itukur kuda.
30.    Gerantang Acih  =  Ngataken jelma pergerantang, mehantu tempa, tapi situhuna ia percikcik.
31.    Menang bas babah, talu bas perukuren  =  Ikuanken ku kalak si la lit pemetehna, tapi ngerana la nggit talu, ia tempa si beluhna. Gelah menang bas cakap, rugi pe ia nggit.
32.    Babahna bagi bulan erlajar  =  Ngataken tempas babah mejile.
33.    Adi kidaram salu babah, ndigan pe la dat  =  Ikataken ku jelma si la mejingkat kidaram. “Ija kin, ..la kap lit ije”, nina rusur. Biberna ngenca kemuit, tanna la cigargar, janah matana la metenget pepayosa.
34.    Petembal bagi persepah babi  =  Ngandingken perukuren la des, entah pe silawanen. Umpamana, orang tua merincuh maka anakna mengketi sekolah guru. Ate anak, kujapa pe labo dalih, gelah ula ku sekolah guru.
35.    La ngidah ikur babi pe  =  Ikataken kempak kalak si tutus kal atena erdahin. Pagi-pagi lampas ku juma, ikur babi pe lenga teridah. Karaben pe kenca gelap maka ku rumah, ikur babi lanai ka teridah.
36.    Bagi babi Lau Baleng  =  Bagi babi Lau Baleng tersena galang janah mbur.
Ikateken kempak jelma si seh burna
37.    Njula babi salu kedep  =  Ikuanken kempak jelma si la terjula. Bicara perbahan ate kalak nembeh pe maka ibere kalak, la mberat tanna ngalokenca.
38.    Bagi Bindoran   =   Kuga rupa inganna, bage rupana.
39.    Bagi Gambo-gambo   =   Galang lau, kitik lau, mekeruh lau, meciho lau, ia tetap arah datas.
40.    Bagi Belut   =   Medalit bagi belut, gelem arah takalna, meldus arah ikurna. Elem arah ikurna, meldus arah takalna.
41.    Bagi Nipe   =  Tujunna pinter, tapi perdalanna meluk-eluk. Banci nagut, banci ngelengkar, banci nelin.
42.    Bagi Sanggar uruk – uruk   =  Arah ja angin rembus, kempak e ialakenna.
43.    Bagi Perkis   =   Rubat gajah ras perkis, masuki perkis ku bas cuping gajah. Karatna, mesui akap gajah. Antuk-antukkena takalna ku kayu, pecah takalna, mate.
44.    Bagi Kuda Sijaba   =   Enggo pe megulang, idahna denga dukut meratah. Sempatkenna denga nggagat.
45.    Bagi Perbubu Kitik   =   Enggo ia masuk ku bubu kalak, ibas pe ipasangna denga bubuna.
46.    Bagi Pais ras Sulmih   =  Pais enggo kena siding ia rayon-rayon. Reh Sulmih, idahna pais rayon-rayon, aku sekali nak, nina. Engko tareken kerahungmu nina pais. Kepeken siding
47.    Bagi Cipi-cip Munuh Gajah   =   Cip-cip niman lau sada bulung kamuna, gajah minem lau sada telagah. Dungna mate gajah.
48.    Bagi Jalak Jumpa Emas Galang   =   Sada ngelegi nakan, tamana racun, sada masang ranjua, dungna mate duana.
49.    Bagi Simarcingkam   =   Katakenna ia reh I kuta perlainan nari, jumpa ia ras sekalak si enggo mate. Adi jumpa atendu banci nina, buat kateng mbelno. Pagi banci kam kerina kupejumpa ras simate-matendu kerina, nina. Suruhna kalak arah ketang e ku embang. Tektekna ketang, mate kerina, ia ngenca tading.
50.    Bagi Katak   =  Megembur pe arah pudi labo dalih, gelah meciho arah lebe.
51.    Bagi Berek   =  Ngembur-ngemburi ngenca ia beluh.
52.    Bagi Sabut   =  Bongal-bongal, kuja baba gelombang, kuje ia. Inganna labo danci i tengah. Gunana jadi perapus, jadi penggebuk api.
53.    Bagi Kiung   =  Ndarami teman ujina arah sorana. Jumpa ia ras ngguak, kua soram nak, nina. Ersora kuak, dahina pune. Laseri sorana, emaka ras ia. Kuja sada, kuje duana.
54.    Bagi Mberakbak   =  Reh angin meter mis ia gejek ersora. Angin pe mis pelting.
55.    Bagi Katak puru   =  Lompat katak, lompat ia. Silap nipe i tagutna. Adi la ia lompat, nipe pe labo pet.
56.    Bagi Kacibang   =   Pemberu-mberu kalak, perbahan bauna, bue-bue bulung meratah cinepna ibas tamburakrak.
57.    Bagi Kidu   =   Mulai bena rumbia nari terus ku ujung I dalanina, nadingken tamburakrak, dungna jadi kayat. Kugang kotormu ah nina kalak, e labo kotorku nina kidu ah ma kotor kidu nge nina kayat, ia kabang.
58.    Bagi Wiskir   =   Rempanken dilah, pererena dilahna. Reh perkis, mis keri bendutna.
59.    Bagi Ketadu  =   Mbiar kalak sebab galang matana. Rere matana la kemirep.
60.    Bagi Mencibut    =   Beluh lompat, mawen-mawen, ndabuh seh ku taneh.
61.    Bagi Menci ibo-ibo : Notoken kuta terulang, gelah ia kerina mangani buah sinisuan.
62.    Bagi Odang   =   Maju sejengkal, mundur sedepa, surut kupudi.
63.    Bagi Pincala   =   Gejek ia gelah dat nakan, ise pinangko kirik bibi nina, ia nge.
64.    Bagi Kurung   =   Dua pinusuna, lit serapna lubang lompat.
65.    Bagi Raja Ketadu   =  Perbahan belinna kerajaanna, ngkira rayatna seh rere matana
66.    Bagi Nipe Lau   =  Gerantang nipe lau, ayak kalak mis kiam, ras katak ngenca menang.
67.    Bagi Siri-siri   =  Kerahina atena kolam, asa mate labo lit ertina, takalna ergening-gening.
68.    Bagi Surlala   =  Unduna batang tualang, takalna munduk-unduk, atekna tualang mugur.
69.    Bagi Sikuring   =   Tempa merawa kal erburu, seh kerangen, jumpa ia kera, ras ia sikutun.
70.    Bagi Kalimantek   =   Sehkal rawana, lenga dat dareh, lenga atena malem. Tektek kalak retap.
71.    Bagi Menci   =  Sitama giring-giring I kerahung kucing nina, kerina setuju. Ise namasa ngingen, sada pe lanai lit sipang.
72.    Bagi lau ras beras  =   adi nanggerken nakan uga pe perlu lau, iandingken pe ku sekalak jelma si la terpesirang.
73.    Bagi bening bas ndiru  =   adi kalak miari beras biasana si arah lebena kel eme bening, iandingken pe ku sekalak jelma si iangkat-angkat, ipuji-puji tempa, tapi ia me si ibeneken.
74.    Bagi dukut tepi dalan  =   dukut tepi dalan biasana kenaina nahe kalak erdalan, iandingken pe ku sekalak jelma situhu enterem nungkunisa, tapi rate tutus sada pe lang.
75.    Bagi kimang ni apusi  =   kimang eme sada buah si ermbulu, janah mbuluna mesunah naktak, iandingken pe man sekalak jelma si enggo erkeri-kerin, lanai lit sinasasana ertana.
76.    Bagi singgelari kap-kap  =   kap-kap eme sejenis kuliki, iandingken pe kan kalak si rejekina reh buena, sangkin iusahaken reh buena.
77.    Kacipken mbilou kampil musang  =   enda sampiren ndung-ndungen saja si isina eme ‘kuakap ido kepeken utang.
sumber;  http://www.sinabungjaya.com/?p=2096

BERITA FOTO : SINABUNG JAYA 100 TELAH HADIR DI TERMINAL KABANJAHE

BERITA FOTO : SINABUNG JAYA 100 TELAH HADIR DI TERMINAL KABANJAHE

Prototipe bus PO. Sinabung Jaya telah hadir di Terminal Kabanjahe Kabupaten Karo Sumut,  Taneh Karo Simalem pada hari Selasa tanggal 14 Agustus 2012 yang lalu setelah menempuh jarak 2.135 km dari Jakarta.

This entry was posted in Berita, Berita Takasima, Informasi Untuk Kabupaten Karo, Momo Man Banta.
sumber :  http://www.sinabungjaya.com/